Selasa, 19 Oktober 2010

Kunci Untuk Mencapai Suatu Keberhasilan dan Kesuksesan

> Apakah ini yang Anda Inginkan & BUTUHKAN ? :

* Kehidupan yang Tenang, Tenteram, Aman dan Berlimpah Rejeki ? >>>

* Mencapai Keberhasilan, Kesuksesan, Meningkat Karir, Jabatan, Usaha dan Penghasilan, Menjadi Pupuler, Dihormati, Disayangi ? >>>

* Keluar dari berbagai Masalah, Hutang dan Kesulitan dalam Kehidupan ? >>>

* Mengetahui Siapa Jodoh Sejatinya dan Cara Mendapatkannya ? >>>

1. Niat (Sugestivitas)

Niat yaitu tekad mencapai sesuatu disertai dengan perbuatan. Didalam mencapai sesuatu, niat merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan sesuatu yang sedang dikerjakan, karena manusia tanpa tekad dan sifat optimisme yang tinggi maka segala sesuatu yang ia capai tidak akan mempunyai manfaat apa-apa bahkan gagal, karena yang ada pada dirinya rasa tidak yakin atau percaya (pesimis) akan keberhasilan sesuatu yang ia kerjakan.

Jika manusia mempunyai rasa tidak yakin keberhasilan sesuatu yang dikerjakan sedangkan Allah selalu mengkabulkan sesuatu sesuai dangan yang ia niatkan maka ia sudah berburuk sangka ( Su-udzzon ) terhadap Allah. Didalam hadits Qudsi, Allah berfirman: "Aku tergantung pada prasangka hambaku " (Niat-sugesti ) terhadap diriku dan Aku selalu bersamanya apabila ia selalu mengingatku". Dalam Hadits lain Nabi bersabda : "Bahwa segala sesuatu perbuatan harus dilandaskan dengan niat dan perbuatan itu sesuai dengan apa yang diniatkan". (HR.Bukhari Muslim) "Perbuatan seorang muslim yang dilandasi dengan niat lebih baik daripada perbuatan yang tanpa niat".

2. D o ' a

Sesudah manusia niat mengerjakan sesuatu dan mempunyai rasa optimis (Husnu dzon) terhadap Allah, maka manusia dituntut untuk berdoa memohon diterima segala apa yang ia kerjakan karena Allah Maha Kuasa sedangkan manusia makhluk yang sangat lemah yang selalu tergantung kepada-Nya.

Sebagai makhluk Allah yang lemah, manusia sangatlah sombong jika tidak mau berdoa, Allah sangatlah murka terhadap orang-orang yang sombong. Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepadaku pasti Aku perkenankan". " Dan orang-orang yang sombong (tidak mau berdoa) kelak mereka akan masuk ke-neraka Jahanam secara hina" (Al-mukmin:60) "Dan apabila hamba-hambaku menanyakan kepadamu tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat . Aku memperkenankan permohonan ( Doa ) seseorang bila ia memohon kepada-Ku. Karena itu hendaklah ia mentaati segala perintahku dan beriman kepada-Ku semoga ia selalu dalam kebenaran". (Al-baqarah:186)

Doa yang dikabulkan oleh Allah adalah doa yang dilakukan dengan Ikhlas, Khusyu penuh Tawadhu (Rendah hati), yakin akan diterima dan dilakukannya sesuai dengan tatacara doa yang baik. "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara lembut (khusyu). Sesungguhnya Allah tidak menyenangi orang-orang yang berlebihan". ( Al-a'rof:55 ). "Padahal mereka tidak diperintahkan sesuatu melainkan untuk beribadah kepada Allah dengan Ikhlas (tulus) dan Tekun". (Al-bayyinah:5). Menurut Ahli tafsir : Berdasarkan ayat diatas semua permohonan (doa) hamba Allah pasti diterima, Cuma cara Allah mengabulkan doa hambanya berbeda-beda. Ada tiga cara Allah mengkabulkan doa hambanya:

1. Dikabulkan Secara Langsung.

Doa yang langsung dikabulkan adalah doa hamba Allah yang sangat dekat kepada-Nya, dilakukan dengan baik dan Allah menganggap permintaannya harus segera dikabulkan. Doa para Wali Allah dan doa orang yang sedang dianiaya sedangkan ia dalam keadaan lemah dan terdesak biasanya Allah langsung mengabulkannya. "Ketahuilah sesungguhnya Wali-wali Allah itu tidak merasa takut dan tidak pula merasa duka cita.

Mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Untuk mereka berita gembira dalam kehidupan didunia dan akhirat, tidak ada perubahan sedikitpun dalam janji-janji Allah ( terhadapnya ). Itulah keberuntungan yang sangat besar". ( Yunus:61-64 ). Sabda Nabi: "Doanya orang yang teraniaya (lemah dan terdesak) tidak ada Hijab / dinding antaranya dan Allah SWT".

2. Dikabulkan dengan Cara Berproses.

Allah mempunyai rahasia yang tersembunyi yang tidak dapat diketahui hakikatnya oleh manusia kecuali atas kehendak-Nya, manusia hanya diperintahkan untuk berdoa memohon sesuatu yang baik . Allah SWT yang menentukan menurut kehendaknya yang Maha Kuasa. Kata seorang Ahli tauhid: "Manusia hidup mempunyai harapan dan doa sedangkan Allah mempunyai Irodat ( Kehendak )".

Secara Biologis manusia diciptakan Allah SWT mempunyai sifat tergesa-gesa dan segala sesuatunya ingin secara ringkas dan cepat, padahal segala sesuatu harus melalui proses ,jenjang dan ketekunan ( mujahadah ) yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang baik dan sempurna. "Dan manusia itu diciptakan oleh Allah bersifat lemah". (An-nisa:28) "Sesungguhnya manusia diciptakan dengan sifat gelisah dan kikir . Manakala ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan manakala mendapat keuntungan ia menjadi kikir. Tidak demikian dengan orang-orang yang mendirikan sholat". ( Al-maarij:19-22 ).

Apabila manusia memohon sesuatu, umpamanya: "Ya Allah sembuhkan penyakit kami atau Ya Allah berilah kami rizki yang melimpah" tanpa diiringi dengan ketekunan berusaha dan tidak bertaqwa kepadaNya maka Allah akan menunda terus sampai orang tersebut sungguh-sungguh berusaha dan bertaqwa.sebab Allah maha tahu ,jika orang tersebut doanya segera dikabulkan kemungkinan akan lupa kepadaNya dan berbuat kejahatan.

3. Doanya disimpan sebagai Amal Shaleh.

Doa disamping bersifat memohon sesuatu juga mempunyai Dimensi ibadah karena doa sesungguhnya adalah ibadah yang mendapat pahala apabila dikerjakan dan pahala itu akan kita ambil kelak diakhirat. Sabda Nabi : "Doa itu adalah ibadah". "Doa adalah otaknya ibadah". Kata seorang pujangga: "Dunia ini tempat bercocok tanam dan akhirat tempat memetik hasilnya".

4. Ikhtiar (berusaha).

Berusaha merupakan syarat untuk tercapainya sesuatu, tanpa usaha tidak mungkin akan tercapai sesuatu karena qudrat ( kehendak ) Allah, yang baik atau yang buruk yang telah ditentukan kepada manusia tergantung usaha manusia itu sendiri mau yang baik atau yang buruk dan kesungguhan mereka dalam berusaha.

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib sesuatu kaum kecuali mereka sendiri yang merubahnya " ( Ar-ra'd:11 ). " Tidaklah sama antara orang-orang mukmin yang tidak turut berperang yang tidak ada halangan dengan orang-orang yang berjihat dijalan Allah dengan harta dan jiwa. Allah melebihkan orang-orang yang berjihat dengan harta dan jiwa satu tingkat " ( An-nisa:95 ).

Berdoa saja tanpa berusaha adalah berkhayal yang tidak ada ujung pangkalnya ( Thulul amal ) dan dilarang oleh ajaran Islam.

5. Ikhlas untuk dapat diterima.

Ikhlas secara bahasa artinya jernih atau murni, dan secara istilah adalah beramal tanpa dicampuri oleh sesuatu yang lain semata karena mendekatkan diri kepada Allah. "Ingatlah , bahwa ibadah yang setulus-tulusnya itu, harus ditujukan kepada Allah" "Karena itu beribadahlah kepada Allah SWT dengan Ikhlas beragama untuk Dia semata" ( QS.Az-zumar:2 dan 3 ). " Dan tidaklah mereka diperintahkan sesuatu, melainkan untuk beribadah kepada Allah SWT dengan Ikhlas, patuh mengerjakan agama dan mendirikan shalat , mengeluarkan zakat. Itulah agama yang lurus "( QS.Al-Bayyinah:5 ).

Beramal dengan ikhlas tidaklah mudah, karena syaitan selalu masuk pada hati manusia yang lengah ketika sedang berbuat baik dan mengotori hatinya dengan Ria ( Beramal tidak karena Allah atau karena sesuatu yang lain ) atau kemewahan dunia. Solusinya untuk mencapai Ikhlas kita memohon kepada Allah dijauhkan dari sifat Ria dan menjauhkan hati kita dari unsur-unsur yang selain Allah.Iblis berkata: " Ya Tuhanku karena engkau telah mentakdirkan aku makhluk sesat, maka aku akan menggoda ( anak-cucu Adam ) dengan keindahan dunia dan akan aku bawa mereka kejalan yang sesat semuanya " ."Kecuali hamba-hambamu yang Ikhlas diantara mereka" ( Al-Hijr:39-40 ).

Ikhlas tempatnya didalam hati, oleh karena itu seseorang tidak mengatahui ibadah orang lain ikhlas atau tidak , hanya Allah dan orang yang sedang beribadah yang mengetahui. Allah tidak menerima amal hambanya yang tidak Ikhlas , karena Allah tidak ingin beribadah yang dicampur adukkan dengan sesuatu yang lain, diakhirat nanti Allah SWT akan menyuruh kepada orang -orang yang berbuat Ria untuk meminta pahala amalnya kepada selain Allah .

Ikhlas terbagi dua tingkatan

1. Ikhlas orang Awam : berbuat amal kebaikan karena takut akan siksa / murka Allah dan karena mengharapkan syurga / rahmat Nya. "Dan mereka mengharapkan rahmat / karuniaNya dan takut akan siksaNya . Sesungguhnya siksa Tuhanmu sangat ditakuti " ( QS.Al-Isra:57 )

2. Ikhlas orang Khawas : berbuat amal kebaikan semata-mata karena Allah dan segala tingkah lakunya bertujuan mendekatkan diri kepada-Nya dengan sedekat -dekatnya.

Cerita dari Imam Gazali : Pernah ada seorang Abid ( orang tukang ibadah ) yang sedang berbuat ibadah dan berzikir kepada Allah , suatu ketika Abid didatangi seseorang yang memberi tahukan kepadanya tentang seseorang yang sedang menyembah pohon. Maka marah Abid mendengar berita itu, kemudian ia mengambil sebilah kapak untuk menebangnya. Ditengah jalan ia dihalangi oleh Iblis , maka berkelahi saling baku hantam Abid dengan Iblis seketika itu Iblis kalah, lalu ditebangnya pohon itu. Kedua kalinya Abid ingin menebang pohon lain yang disembah oleh orang, lagi-lagi ditengah jalan dihalangi Iblis sambil merayunya. Kata Iblis: "Aku akan menjamin hidupmu dengan meletakkan uang setiap hari dibawah bantalmu asalkan engkau tidak menebang pohon ini " . Abid tertarik dengan rayuan Iblis sehingga ia tidak jadi menebang pohon itu.

Pada hari yang pertama dan kedua uang diletakkan Iblis dibawah bantal, dengan senang hati Abid mengambil dan membelanjakannya, tetapi pada hari yang ketiga uang itu tidak ada. Maka sangat marahlah Abid kepada Iblis karena ingkar janji, kemudian ia ingin menebang pohon itu kembali. Ditengah jalan Iblis menghalanginya lagi, kemudian keduanya berkecamuk saling baku hantam, seketika itu Abid kalah. Lalu ia bertanya kepada Iblis. Mengapa sekarang saya kalah kepadamu? Maka Iblis menjawab." Hari ini keikhlasanmu sudah hilang untuk menebang pohon yang disembah orang, yang ada dalam hatimu sekarang adalah kemarahan karena Aku tidak meletakaan uang dibawah bantalmu ".

Minggu, 17 Oktober 2010

KHIYAR

Khiyar artinya boleh memilih antara dua, apakah menerusakn akad jual-beli atau mengurungkan (ditarik kembali, tidak jadi jual beli). Diadakannya khiyar oleh syara' agar kedua orang yang berjual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan di kemudian hari lantaran mereka merasa tertipu.


1. Khiyar majelis, artinya si pembeli dan penjual boleh memilih antara dua perkara tadi selama keduanya masih tetap di tempat jual-beli. Khiyar majelis boleh dalam semua macam jual-beli. Rosululloh Sholallohu 'alaihi Wasallam bersabda:

اَلبَيْعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا

"Dua orang yang berjual beli boleh memilih (akan meneruskan jual beli mereka atau tidak), selama keduanya belum berpisah (dari tempat akad). (HR.Bukhori danMuslim)



Khiyar majelis gugur dengan 2 syarat :

1. Keduanya (pembeli dan penjual) memilih untuk meneruskan akad. Apabila salah satu dari keduanya memilih terusnya akad, gugulah khiyar dari pihak dia, tetapi hak yang lain masih tetap.
2. Keduanya terpisah dari tempat jual beli. Arti berpisah ialah menurut kebiasaan. Apabila adat telah menghukum bahwa keadaan keduanya sudah berpisah. Tetaplah jual-beli antara keduanya; kalau adat mengatakan belum berpisah, maka masih terbuka pintu khiyar antara keduanya. Jika keduanya berselisih , misalnya seorang diantara mereka mengatakan sudah berpisah sedangkan yang lain mengatakan belum, hendaklah dibenarkan yang mengatakan belum dengan sumpahnya, karena pada asalnya belum berpisah.



2. Khiyar syarat, artinya khiyar tersebut dijadikan syarat sewaktu akad oleh keduanya atau salah satu dari keduanya, seperti kata sipenjual: "Saya jual ini dengan harga sekian dengan syarat khiyar dalam tiga hari atau kurang dari tiga hari." atau seperti garansi yang saya ajukan pada halaman beranda:


Saya memberikan Anda garansi 200% uang kembali selama 12 bulan

hanya berlaku dengan catatan anda telah melaksanakan semua petunjuk yang saya berikan


Khiyar syarat boleh dilakukan dalam segala macam jual-beli terkecuali barang yang wajib diterima di tempat jual-beli, seperti barang-barang riba (emas, perak, dan makanan yang mengenyangkan atau yang berguna untuk yang mengenyangkan seperti garam). Maka khiyar syarat paling lama hanya tiga hari tiga malam , terhitung dari waktu akad. Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasallam bersabda:


أَنْتَ بِالْخِيَارِ فِيْ كُلِّ سِلْعَةٍ ابْتَعْتَهَا ثَلَاثَ لَيَالٍ


"Engkau boleh khiyar pada segala macam barang yang telah engkau beli selama tiga hari tiga malam" (HR.Baihaqi dan Ibnu Majah)



Barang yang terjual itu sewaktu dalam masa khiyar kepunyaan orang yang mensyaratkan khiyar kalau yang hanya salah seorang dari mereka, tetapi kalau kedua-keduanya mensyaratkan khiyar maka barang itu terhenti saja dahulu (tidak dipunyai oleh seoran gdari keduanya). Jika jual beli sudah tetap terusnya, barulah diketahui bahwa barang itu kepunyaan pembeli mulai dari masa akad, tetapi kalau jual beli tidak terus, barang tetap kepunyaan si penjual. Untuk meneruskan jual beli atau tidaknya hendaklah dengan lafadz yang jelas menunjukkan terus atau tidaknya jual beli.


3. Khiyar 'aibi, artinya si pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya apabila terdapat pada barang yang dibelinya tersebut suatu cacat yang mengurangi nilai barang tersebut. Sedangkan biasanya barang yang di beli itu baik kondisinya padahal sewaktu akad cacatnya tidak ada, tetapi si pembeli tidak tahu dan baru di ketahui setelah terjadi akad dan barang itu belum diterima.



Diriwayatkan dari 'Aisyah -Rodhiyallohu 'anha-: bahwasanya seorang laki-laki telah membeli seorang budak, budak itu tinggal beberapa lama dengannya, kemudian ia mendapati bahwa budak tersebut memiliki cacat, dia pun hal tersebut kepada Rosululloh dan beliau pun memutuskansupaya budak itu di kembalikan kepada si penjual. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)



Adapun cacat yang terjadi sesudah akad sebelum barang diterima oleh si pembeli masih dalam tanggungan si penjual. Kalau barang ada di tangan si pembeli, boleh dikembalikan serta di minta uang harganya. Akan tetapi kalau barang tersebut tidak ada lagi, umpamanya yang dibeli kambing, sedangkan kambingnya sudah mati, atau beli tanah sedangkan tanahnya sudah di wakafkan, sesudah itu si pembeli baru tahu bahwa yang ia beli itu ada cacatnya, maka ia berhak meminta ganti kerugian saja sebanyak kekurangan harga barang sebab adanya cacat itu.



Mengembalikan barang yang bercacat tadi, ada tambahnya sewaktu ditangan si pembeli, sedangkan tambahnya itu tidak dapat dipisahkan, seperti tadinya binatang yang di beli kurus dan sekarang sudah gemuk, maka tambahan itu itu hendaklah dikembalikan juga mengikut binatangnya; berarti si pembeli tidak boleh meminta tambahan. Akan tetapi, apabila tambahan itu dapat dipisahkan seperti anaknya atau sewanya, yang hasil di tangan si pembeli, maka tambahan ini menjadi keuntungan si pembeli berarti tidak ikut di kembalikan. Sebaliknya kalau tambahan itu terjadi dari uang (harga barang), hendaklah menjadi keuntungan si penjual, berarti buah uang semasa di tangan si penjual (tidak ikut bersama uang harga yang di kembalikan kepada si pembeli). Hokum ini berlaku kalau barang di kembalikan sesudah diterima.



Sabda junjungan kita, telah diriwayatkan bahwa seorang laki-laki telah mengadukan keadaanya kepada Rosululloh Sholallohu 'alaihi Wasallam pengaduan itu berupa bahwa dia telah terkena membeli barang yang cacat. Hasil pertimbangan beliau, barang itu dikembalikan kepada si penjual. Setelah laki-laki itu mendengar putusan tersebut dia lalu bertanya: Barang itu sudah saya pakai beberapa lama. Apakah saya harus membayar sewanya atau tidak?

Rosululloh Sholallohu 'alaihi Wasallam:

اَلْخَرَاجُ بِالضَّمَانِ

"Buah dari sesuatu adalah tanggungan si pembeli" (HR. At Tirmidzi)

Jumat, 15 Oktober 2010

Kenali Logam dalam tubuh

Untuk menjalankan fungsinya dengan baik, tubuh kita memerlukan gizi yang baik. Zat yang diperlukan tubuh tidak hanya berupa karbohidrat, protein, atau vitamin. Berbagai zat logam juga diperlukan agar tubuh bekerja dengan baik. Logam apa saja yang diperlukan tubuh? Apa fungsinya? Berapa banyak yang diperlukan tubuh?